Dukcapil Melayani: Ini Bukan Pengorbanan, tapi Kontribusi
Berita Terkait
- Pencatatan Perkawinan dan Pengesahan Anak Di Desa Deniang0
- Rekam KTP-el di Disdukcapil Bangka Tak Perlu Lagi Surat Pengantar, Cukup Tunjukan Fotokopi KK0
- Big Data Pacu 14 Langkah Besar Dukcapil 0
- Dirjen Dukcapil: Stok Blanko KTP-El Hampir Habis0
- Dukcapil Instansi Paling Baik Hati0
- Bangun Kemandirian Bangsa lewat KIA0
- Dikira Polisi Hutan, Pasukan Baris Berbaris Ini Ternyata0
- Dirjen Dukcapil Minta Lembaga Pengguna Jaga Integritas Data Pribadi0
- Sepakati 5 Rekomendasi, Kemendagri dan Pemda Komitmen Kelola Pengaduan dan Informasi Publik0
- Perekaman dan Cetak KIA SD Negeri 23 Mendobarat0
Berita Populer
- Kendala NIK dan KK Saat Sensus Penduduk 2020 Online, Berikut Layanan Call Center Dukcapil
- Klik pesonadukcapil.bangka.go.id Untuk Pelayanan Online
- Seberapa Pentingkah NIK, Data Kependudukan dan KTP Elektronik?
- Apa Saja Output yang Dihasilkan dari Pelayanan Administrasi Kependudukan oleh Dukcapil?
- Cara Pengajuan Online Pesona Dukcapil Bangka
- KTP-el Berlaku Seumur Hidup, Wajib Ganti Bila Datanya Berubah
- PERMENDAGRI NO 9 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN CAKUPAN KEPEMILIKAN AKTA KELAHIRAN
- TUTORIAL PELAYANAN ONLINE DUKCAPIL KABUPATEN BANGKA
- PP NO 40 TAHUN 2019 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN
- PERATURAN PRESIDEN RI NO 96 TAHUN 2018 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PE

Setiap masalah yang dihadapi para insan Dukcapil adalah masalah bersama secara teamwork. Dirjen Dukcapil Prof. Zudan Arif Fakrulloh wanti-wanti berpesan, kalau ada persoalan silakan japri ke dirinya. Boleh juga japri ke Sesditjen Dukcapil atau para direktur yang membidangi.
"Jangan curhat ke Facebook: Hadeuh blanko habis lagi.. Jadi soal branding, kalau bukan kita tak ada orang lain yang mau mem-branding," ujar Prof Zudan Arif Fakrulloh saat menutup Bimbingan Teknis Kapasitas Pengelola Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Bagi Adminitrator Database (ADB) Provinsi dan Kabupaten/Kota Angkatan VI di Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Dalam berbagai kesempatan Zudan mengulang keinginannya yang sangat besar, yaitu branding Dukcapil benar-benar menancap di benak masyarakat. "Kalau disebut pemerintah, yang terbayang langsung di benak penduduk itu Dukcapil. Tentu dalam konotasi yang menyenangkan dan membahagiakan. Sebab yang ada di pikiran masyarakat Dukcapil melayani dari penduduk lahir sampai dia meninggal," ungkapnya.
Coba perhatikan, saat lahir penduduk dibuatkan akta kelahiran. Agak besar sedikit dibuatkan Kartu Identitas Anak (KIA). Usia 17 tahun dibuatkan KTP-el, waktu menikah diberikan akta pernikahan, anaknya lahir dibuatkan akta lahir lagi. Dia pindah domisili dibuatkan surat keterangan pindah. Cerai dibuatkan akta perceraian, pas meninggal dibuatkan akta kematian. Jadi penduduk bolak balik datang ke Disdukcapil mestinya itu teringat. Begitulah pelayanan di Dinas Dukcapil diberikan kepada setiap penduduk Indonesa dari lahir sampai mati.
"Inilah kalau zaman dulu orang menyebutnya pengorbanan kita. Tapi saya ingin sampaikan dalam bahasa yang lebih enak, yaitu perlu kontribusi kita semua. Mari kita berkontribusi di dalamnya. Tentu saja peran ADB sebagai backbone dalam sistem pelayanan Adminduk menjadi sangat penting. Kalau tidak ada ADB, tidak ada yang menggerakkan sistem, maka layanan digital itu tidak ada. Tak akan bisa terselenggara dengan baik," ujarnya.
Zudan menegaskan, Dukcapil dari pusat hingga ke daerah bekerja bersama-sama dalam satu tim. "Kita tidak bekerja secara sendiri-sendiri. Sebab apa yang dikirim dari Dinas Dukcapil daerah dikerjakan dalam SIAK konsolidasi di pusat," jelasnya.
Katakanlah ketika Disdukcapil Kabupaten Pemalang di Jawa Tengah membuat surat keterangan pindah warga negara Indonesia (SKPWNI) pindah ke Mamuju di Sulawesi Barat bisa langsung dikerjakan di Disdukcapil Mamaju. Dibuatkan KK baru dengan data kiriman dari Pemalang dan dikerjakan di Mamuju.
Inilah maksud bekerja salam satu tim itu.
"Maka mari kita berikan kemudahan SKPWNI. Kalau ada yang minta melalui Surat Kepala Dinas Dukcapil tolong segera direspons. Ada daerah yang masih lama merespons permintaan SKPWNI. Tolong dipercepat karena kita bekerja di dalam satu tim," kata dia.
Dukcapil akan menjadi hebat kalau semua korps Dukcapil orang-orang hebat. Ketika ada bagian yang tidak hebat, brandingnya akan terfokus pada yang tidak hebat. Sebab naluri orang sering lebih melihat yang jelek. "Kita beli mangga 17 biji, ada dua yang masam. Yang teringat dua yang masam itu," katanya mengingatkan.
"Adik-adik ADB usia sekarang usia 27 tahun. Selama 26 tahun 11 bulan, 20 hari sehat dan 10 hari sakit, itu tidak ingat masa sehatnya. Yang diingat 10 hari sakit itu. Mengeluh 'Ya Allah kok sakit terus sudah 10 hari'. Coba ingat masa sehatnya. 'Terima kasih Tuhan Engkau sehatkan aku selama 26 tahun 11 bulan, 20 hari'. Sebab yang ada dalam sistem otak kita sering kali hanya melihat yang jelek-jelek. Maka cara pandang mari kita ubah agar lebih positif thinking. Sebarkan aura yang membahagiakan, sebarkan aura yang membuat semua yang ada d tempat kita berpikir positif," begitu cara Zudan memberi arahan.
Selanjutnya, Zudan mengingatkan bahwa yang tak kalah penting adalah penguasaan terhadap regulasi. Sebab basis Dukcapil berada di birokrasi. "Ruang-ruang yang masih kosong regulasi tolong segera dikomunikasikan. Kalau temen-teman melihat perlu ada perbaikan silakan sampaikan, boleh japri saya, Pak Ses, japri para direktur. Jangan kita membatasi komunikasi karena eranya sudah berubah. Generasi kita juga sudah berbeda. Maka saya harus menyesuaikan cara-cara kerja generasi sekarang. Era digital mari sambut penuh dengan sukacita penuh persiapan dari hati pikiran dan tindakan. Semua regulasi yang baru tolong dipelajari untuk dimasukkan dalam sistem dan tata kelola kerja Dukcapil kita," tutur Zudan memungkasi arahannya.